Fikih Puasa



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS. Al-Baqarah: 
183)

1. Puasa adalah: Menahan diri dari pembatal puasa dari terbit fajar hingga tenggelam matahari, dengan niat beribadah ikhlas karena Allah.

2. Puasa adalah kewajiban bagi penganut seluruh agama yang Allah turunkan; Yahudi, Nasrani, dan Islam.

3. Karenanya, puasa membawa banyak dampak baik bagi kehidupan manusia.
4. Puasa yang diwajibkan atas kita adalah puasa Ramadhan, yang padanya turun al-Qur'an, sekaligus dimulainya dakwah Islam.
Maka, berpuasa di bulan ini sekaligus sebagai semacam bentuk napak-tilas. Memang seharusnya kita selalu memperingati hari bersejarah, yaitu ketika Islam bersinar menerangi dunia.

5. Masuk dan selesainya bulan Ramadhan ditentukan dengan ru'yah (melihat) bulan. Diantara hikmahnya adalah:

* Jumlah hari pada tahun qamariah (hijriah atau perhitungan bulan) lebih sedikit 10 hari dibanding tahun syamsiah (mesehi atau perhitungan matahari)
* Maka otomatis datangnya bulan Ramadhan tahun ini selalu maju 10 hari dari tahun lalu.
* Berarti setiap 31 tahun, seluruh hari dalam tahun syamsiah telah dilewati bulan Ramadhan. Dan kelak mereka akan turut memberikan persaksian di hadapan Allah.
* Terkadang siang harinya panjang, kadang pendek. Semua Muslim penjuru dunia akan bergantian merasakan berat-ringannya berpuasa. Kecuali bagi kita yang tinggal di wilayah tropis yaa, alhamdulillah perbedaan panjang-pendek siangnya tidak terlalu jauh, hanya hitungan menit saja.
* Inilah bukti kebijakan Allah. Kalau puasa ditentukan berdasarkan tahun Syamsiah, yang kebagian musim panas akan terus-menerus keberatan sepanjang waktu.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya"
 diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185)

6. Allah juga telah menentukan Bulan khusus untuk berpuasa, yaitu Ramadhan, dengan tujuan agar seluruh kaum Muslimin kompak menjalankan puasa. Sehingga mereka merasa bahwa mereka adalah satu meskipun ada di tempat yang berbeda. 

7. Ketika berpuasa, kita menahan diri dari israf (berlebihan) dalam memenuhi hasrat syahwat.
Sungguh, syahwat perut dan kemaluan adalah dua syahwat yang paling berat bagi manusia. Maka orang yang berhasil mengekang kedua syahwat ini selama berpuasa, tentu akan lebih bisa mengekang syahwat-syahwat yang lebih ringan, seperti menjaga diri dari perkataan kotor dan menjaga tingkah lakunya, sehingga dia bisa mengontrol dirinya tetap berada dalam koridor halal.

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bisa menjamin bagiku apa yang berada diantara dua jenggotnya (mulut) dan apa yanh berada diantara dua kakinya (kemaluan), maka akan kujamin Surga untuknya."

Sekian, semoga bermanfaat. Wallahu ta'ala a'lam, wa billahit taufiq, walhamdu lillah...

-Bersambung Insya Allah-

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fikih Puasa"

Post a Comment