Fikih Puasa bag. 2



8. Puasa bertujuan untuk mencegah diri dari hal-hal yang tidak layak dan buruk berupa amalan, akhlak dan perkataan. Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الصِّيَام جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فَلا يَرْفُثْ وَلا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أحَدٌ أوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ» متفق عليه.

"Puasa adalah perisai. Apabila salah satu dari kalian berpuasa, janganlah ia berkata 
berbuat bodoh ataupun berkata keji. Apabila ada orang yang mencela atau memusuhinya, katakanlah: 'Aku sedang berpuasa.'" (Muttafaqun 'alaih)

Adapun orang yang tidak menjaga akhlaknya pada saat berpuasa, sungguh puasanya tidak mendatangkan apapun melainkan lapar dan haus. Sabda Nabi:

قال النبي - صلى الله عليه وسلم -: «مَنْ لَمْ يَدَع قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ» أخرجه البخاري .

"Barangsiapa yang tidak menjauhi perkataan dan perbuatan buruk, maka Allah tidak perlu mencegahnya dari makanan dan minumannya." (HR. Bukhari)

9. Diantara kemudahan yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya adalah Allah mengaitkan mulainya puasa dan berbuka dengan dua tanda yang jelas di langit agar mudah diketahui. Yaitu terbit fajar dan tenggelamnya matahari. Dengannya, seluruh manusia mengetahui dengan mudah kapan mereka harus mulai berpuasa dan berbuka.
Kemudian pada malam hari, Allah telah memberikan waktu untuk mengganti apa yang manusia butuhkan di siang harinya berupa makan, minum dan nikah. Oleh karenanya, puasa tetap membawa manfaat bagi fisik dan psikis.

"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid". (QS. Al-Baqarah:187)

10. Tapi di atas itu semua, puasa memiliki tujuan yang lebih agung, yaitu untuk mentaati Allah dan manambah ketakwaan. Pada Bulan Ramadhan, banyak sekali jalan menuju taqwa yang terbuka lebar.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (Al-Baqarah: 183)

Allah telah mengaitkan ketakwaan dengan kesuksesan Muslim di dunia dan di akhirat. Berdasarkan firman-Nya:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan," (At-Tur: 17)
Adapun diantara jalan menuju ketakwaan adalah sebagai berikut;
Puasa, Shalat Malam, Dzikir, Doa, Membaca Al-Qur'an, Infaq, I'tikaf, Sabar, Istighfar, dan Taubat.

11. Pada Bulan Ramadhan, pintu Surga dibuka, sedangkan pintu Neraka ditutup, dan Syaitan dibelenggu. Padanya pula, manusia berlomba dalam amal kebaikan, berupa sedekah dan tilawah. Sehingga ketika Ramadhan pergi, hati manusia telah dipenuhi iman, ketakwaan, dan menikmati indahnya ibadah.

12. Puasa adalah syukur kepada Allah dalam bentuk ibadah.

13. Puasa itu menyehatkan

14. Seorang yang berpuasa bisa merasakan laparnya orang miskin sehingga mereka bisa makin rajin bersedekah.

15. Sebagaimana anggota tubuh lainnya yang lelah bekerja dan butuh istirahat, Allah memberi kesempatan lambung untuk beristirahat saat berpuasa.

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam, wa billahit taufiq, walhamdulillah

-Insya Allah ada sambungannya lagi-

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fikih Puasa bag. 2"

Post a Comment