Pintar, Cerdas, atau Bijak?


Setiap orang pada dasarnya bisa menjadi pintar. Kepintaran bisa didapat dengan banyak membaca, menelaah, mencari tahu, dan bertanya.
Orang pintar memiliki wawasan yang luas dibanding orang di sekitarnya. Maka dari itu, ia suka berbagi pengetahuan, meluruskan kesalahan, dan membuat opini-opini berdasarkan pengetahuannya. Bisa jadi salah, bisa jadi benar. Namanya juga opini manusia.

Orang cerdas, satu level di atasnya. Kecerdasan mencakup kejelian, ketajaman fikiran, dan cara mengambil sikap.
Orang yang cerdas sudah pasti pintar. Namun, bisa jadi tak terlalu banyak bicara seperti orang pintar. Ia memperhatikan kesalahan, kemudian memikirkan, menilik situasi, menentukan kapan harus diam dan berbicara. Saat berbicara, berlian, ia menjelaskan problem sekaligus jalan keluarnya. Ketika memilih diam, orang-orang pun tak terugikan.

Adapun orang bijak, maka jauh diatas keduanya. Kebijakan membutuhkan kepintaran, kecerdasan, dan pengalaman.
Orang bijak akan sangat berhati-hati dalam bertindak dan berucap. Biasanya (yang saya temui) mereka dari kalangan orang-orang berusia matang, meskipun tak sedikit anak atau pemuda yang terlihat bijak dibanding orang lain seusianya.

Sejak kecil, saya sering mendengar papah mengungkapkan kalimat "pintar tapi tidak cerdas". Tragisnya, selama ini pula saya gagal untuk memahaminya.
Alhamdulillah setelah membaca diskusi beberapa teman di salah satu grup kepenulisan, saya tercerahkan, dan terinspirasi untuk menuliskannya kembali dengan bahasa sendiri.

Tanpa disadari, ternyata banyak bertebaran orang pintar, cerdas, dan bijak di sekitar kita. 


Anda, termasuk yang mana? 


Picture by: http://instagram.com/fauzeeyyah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pintar, Cerdas, atau Bijak?"

Post a Comment