Fitrah Anak adalah Jujur

Suatu sore, saya mendampingi Jihan masuk kamar mandi. Eh, tiba-tiba, dia nyeletuk tanpa ekspresi; "kecoa". (Alhamdulillah mamanya ga phobia kecoa).

Saya celingukan kanan kiri bawah ke seluruh penjuru kamar mandi, namun ga juga nemuin benda berkilat yang mirip kecoa (Maklum, mata minus entah berapa banyak).

"Mana kak kecoanya?"
Si Jihan dengan santainya mengulang "kecoa" tanpa menunjuk ke arah manapun atau nengok.

Sebenernya, ada keinginan untuk mengatakan "Mana? Ga ada kecoa kok". Tapi, entah kenapa hati saya tergerak untuk meredam kalimat itu, sambil terus mencari mana yang dia sebut kecoa. 

Akhirnya, mata saya tertuju ke satu sosok makhluk kecil, di dekat pintu, yang kalau -la samahallah- keinjek, entah apa yang terjadi. Yaitu seekor kalajengking. (Dan saya takut kalajengking, banget!)

"Ooh, itu namanya kalajengking nak, bukan kecoa..."

Pelajaran morilnya: fitrah seorang anak adalah berkata jujur. Maka, ketika mereka berusaha jujur, jangan berperilaku seolah2 mereka berbohong.
Kalaupun mereka suatu saat berbohong, maka yang salah adalah kita, bukan fitrah mereka. 

Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam-  bersabda:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ 
أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تَنْتِجُ الْبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟
“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana permisalan hewan yang dilahirkan oleh hewan, apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya? (Anaknya lahir dalam keadaan telinganya tidak cacat, namun pemiliknya lah yang kemudian memotong telinganya, -pen.)". MJ

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fitrah Anak adalah Jujur"

Post a Comment