Gadis Muslimah Pemalu


Kisah di surat al-Qashash ini termasuk kisah favoritku. Romantis, sarat makna, sekaligus mak-jleb membuatku merasa tersindir.

( 23 )   Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya".
( 24 )   Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku".
( 25 )   Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu".


1. Dua orang gadis shalihah yang memilih menanti kerumunan penggembala bubar, ketimbang harus ber-ikhtilat dengan para lelaki yang bukan mahromnya. Mereka pun tak tahu, apakah akan ada sisa air minum untuk hewan gembalaan mereka nanti. 

2. Ketulusan nabi Musa 'alaihisalam, pemuda shalih untuk mempermudah urusan keduanya. Inilah pemuda shalih dambaan wanita. 

3. Saat salah satu gadis menjemput nabi Musa, ia datang dengan bermalu-malu. Beginilah -seharusnya- fitrah muslimah terhadap lawan jenisnya, terhijab rasa malu. 

4. Konon, saat keduanya berjalan menuju rumah Syaikh (nabi Syu'aib), nabi Musa berjalan di depan, dan gadis berjalan  agak jauh di belakangnya. Si gadis menjaga iffahnya, agar tak ada lelaki non mahrom yang bisa menikmati keindahannya meskipun hanya sesosok punggung.  

5. Konon, si gadis menunjukkan jalan kepada nabi Musa dengan melempar kerikil2 kecil ke arah yang seharusnya dituju, bukan dengan berbicara atau berteriak.

Pertanyaan untuk diriku dan teman muslimahku, apakah urat malu kita sudah demikian tipisnya, hingga terkadang menyepelekan masalah ikhtilat dan khalwat dengan alasan dakwah?

Apakah demikian rusaknya hati-hati kita hingga kadang pergaulan dengan lawan jenis nyaris tanpa batas?

Apakah sedemikian murah harga diri kita hingga tak lagi ada rasa malu saat lawan jenis menikmati kecantikan kita? Bahkan kadang justru kita yang menjual murah dengan sekali klik?!

Semoga kita masih bisa merasa malu, saat mengetahui bahwa rasa malu sudah mulai hilang dari jiwa-jiwa kita. Barakallahu fiikunn. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gadis Muslimah Pemalu"

Post a Comment