Kalau Muslim, Jangan Jadi Orang Arab!

Senengnyaaa punya partner kerja sama yang dikit-dikit mengucap;
Jazakillahu khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan)
Barakallahu fik (semoga Allah memberkahimu) 

Bahagianya, ketika transaksi jual beli, kemudian didoakan; 
Barakallahu fi malik wa ahlik (semoga Allah memberkahi harta dan keluargamu) 

Ketika sakit didoakan; 
Syafakillah, la ba'sa thahurun insya Allah (semoga Allah menyembuhkanmu, semoga sakitmu menjadi penggugur dosa).

Ketemu saudara seiman, disapa; 
Assalamu'alaikum

Dan seterusnya dan seterusnya...

HA? PAKAI BAHASA ARAB?! Ribeud beud #ups
Kan enakan bilang makasih, selamat pagi, get well soon, wow sesuatuh, de el el... 
Emang semuanya harus pakai bahasa Arab? 

Mm... Ya enggak sih. Hanya saja, saya Muslim. Bangga dengan identitas saya. Senang menyapa dan berinteraksi dengan saudariku sambil mengirim doa.  

Saya mempercayai bahwa Allah yang menyembuhkan, memberi keselamatan, membalas kebaikan, mengampuni dosa, dan memberi berkah pada harta dan keluarga. Maka, dengan banyak mengingat Allah, semoga hati jadi makin tenang. 

Saya Muslim, menjunjung kebiasaan Arab tidak lantas membuat saya lupa pada tanah kelahiran. Berdoa dengan Bahasa Surga tak membuat saya jadi intoleran. Mengucap lafal ana, antum, syukran, cadar dan jenggotan tak mengubah kewarganegaraan. 

Saya Muslim. Bangga menyandang identitas Muslim. Dan insya Allah mati sebagai Muslim. (MJ) 










Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kalau Muslim, Jangan Jadi Orang Arab!"

Post a Comment