Mengajarkan Anak untuk Menunggu

Mengajarkan Anak untuk Menunggu

Sekarang-sekarang ini saya jarang bikin es batu. Soalnya kalo bikin, Jihan dan Umar bisa berlama-lama nongki deket kulkas, berkompetisi merebutkan es batu. 

Efeknya, Jihan jadi getol nggarukin bunga es di freezer. Tapi agak gimana ya, takutnya bunga esnya ga bersih karena ada daging mentah segala rupa di situ. 

Jadi, saya ajarkan Jihan untuk membuat es batu sendiri. Sambil memperkenalkan konsep cair-beku, plus memberi pengertian kalo di dunia ini ga ada yang instan. Secara, mi instan aja kan masih harus dimasak, mbak. 



"Kakak mau es? Sini ambil gelas plastik. Trus diisi air sedikit. Nah, sekarang masukkan ke freezer. Nanti jam sebelas insya Allah sudah jadi" (Sambil harap-harap cemas semoga ga ada pemadaman listrik. Wkwkwk).

Awalnya doi penasaran. 15 menit sekali minta buka kulkas. Tapi setelah berulang kali dijelaskan kalau kulkas tidak boleh sering dibuka jika ingin es batunya cepat membeku, alhamdulillah lama-lama-lama dia mengerti. 

Jam sepuluh (maju sejam karena Jihan sudah tidak sabar), kita buka kulkasnya. Tadaa... Alhamdulillah es batunya sudah jadi.

Dan doi terlihat bahahahahahagia sekali. Sekarang ketagihan. Gelas plastik pada ngilang dari lokasi dispenser, ternyata di dalam freezer. Hoho. 

Mungkin ini bisa jadi tips untuk emak-emak yang anaknya es batu holic seperti Jihan. Kerja sederhana untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan. 

Atau adakah yang punya tips lain? Ditunggu sharenya di kolom komentar ya bund. (MJ)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengajarkan Anak untuk Menunggu"

Post a Comment