Menulis Buku Itu...

Tadinya, saya berfikir bahwa menulis buku itu semudah nulis status FB. Tinggal ketik, kemudian serahkan ke penerbit. Dan boom, terbitlah buku baru.

Pas gabung dan ikut belajar di Cloverline Creative, bener2 baru tahu dari mentor, bahwa banyak banget hal yang harus diperjuangkan untuk menghasilkan sebuah buku.

Naskahnya harus bagus. Pokoknya bagus lah, enak dibaca. Bebas dari typo, sesuai dengan kaidah EYD (EBI). Kalau kebanyakan salah, begitu sampai di tangan editor, naskahnya bisa langsung dicampakkan.

Trus, seandainya nih, berhasil terbit dan masuk toko buku. Jika laku, alhamdulillah, berarti terbuka lah jalan untuk menerbitkan buku berikutnya.

Kalau enggak? Bukunya akan dipindah ke rak 'buku murah' yang diobral. Kalau belum berhasil? Buku itu terpaksa dihancurkan, dijadiin bubur kertas, dan didaur ulang untuk membuat kertas yang dipakai mencetak buku lain. Masya Allah, merinding pas tau bagian terngenesnya.

Sedikit cerita, saat salah satu artikel saya dikoreksi oleh PJ grup, mbak Ula Muzkan. Beliau mengkritisi banyaknya salah penulisan dan pemilihan kata baku-tak baku dalam naskah saya, serta pesan untuk sering-sering ngecek kamus.

Contohnya, saya baru tahu banget, kalau ternyata "meminimalisir"  bukan kata baku. Kalau dicari di KBBI, ga akan ditemukan kosakata itu.
Pas curcol ke suami, beliau menerka-nerka, mungkin yang benar adalah 'meminimalkan'. Ternyata benar, yang tertulis di kamus adalah kata 'meminimalkan', wkwk. *Tepok jidat.

Begitu lah, banyak hal yang harus diasah saat memilih keluar dari zona nyaman. Harus belajar terus dan berusaha semampu kaki melangkah. Terutama bagi saya, yang masih junior apalah apalah apalah ini. Mana masih banyak yang suka gagal paham sama tulisan saya, wkwkwk *tepok jidat lagiiiii.

Dan, selesai sudah tantangan menulis buku dalam 30 hari. Alhamdulillah  sudah komplit  naskah mentah plus daftar pustaka dan biodata, kemudian dikumpulkan ke PJ, untuk dikoreksi, baru kemudian dikumpulkan ke pihak CC. 

Sore ini, saya coba buka dan baca file yang sudah saya edat-edit bolak-balik. Ajaib, ternyata masih buanyak typo dan istilah yang menyelisihi kaedah KBBI. Kayaknya kalau sampai ke tangan editor, bener-bener akan langsung dicampakkan.

Tapi, alhamdulillah, ini jadi pengalaman pertama saya  mencoba menulis buku, menghadapi tantangan, dan keluar dari zona nyaman. Hasilnya masih sangat jauh dari target yang ditentukan mentor. Masih butuh permak kanan-kiri.

Belajar lagi, lagi, lagi...


Ini adalah desain bayangan untuk cover calon buku saya. Hihihi. Gambar dapat dari google, dan edit2 sendiri pakai keterbatasan aplikasi di handphone. 

Insya Allah kalau beneran jadi terbit, covernya bukan ini, tapi mirip-mirip dikit laah :D. 

Sebagian konten buku saya upload di blog ini. Tapi sisanya saya privat dulu ya. Hehe

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menulis Buku Itu... "

Post a Comment