Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Kasih Hakiki Seorang Ayah

Gambar
Jaman di pesantren dulu, kalau Papah dateng buat menjenguk bulanan, pesennya cuma satu: "Belajar yang baik yaa..." Begitu saya merantau ke Jakarta -prosesnya panjang, sempet ga dibolehin-, sudah lebih dewasa, ngekos, dan seharusnya lebih mandiri. Pesen Papah malah makin panjang listnya: "Belajar yang rajin", "hati2 naik tangga kosan", "hati2 nyeberang jalan", "jangan pergi jauh-jauh", "jangan pulang malem", hati2, jangan... Selalu ga jauh2 dari itu. Bahkan ketika sudah akan menikah, beliau memastikan bahwa tidak ada kontak apapun antara saya dengan calon suami, pengawasan makin ekstra. Kesimpulannya, inilah ikatan kasih sayang antara ayah dan anak, perempuan terutama. Mengingat bagaimana konsekuensi memiliki anak perempuan adalah antara surga dan neraka. Di pesantren, seorang ayah menitipkan putrinya kepada suatu lembaga yang bertanggung jawab, aman dari gangguan luar maupun dalam, 'terjaga' di penjara suci, menjadi ga...

Kalau Muslim, Jangan Jadi Orang Arab!

Gambar
Senengnyaaa punya partner kerja sama yang dikit-dikit mengucap; Jazakillahu khairan  (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan) Barakallahu fik  (semoga Allah memberkahimu)  Bahagianya, ketika transaksi jual beli, kemudian didoakan;  Barakallahu fi malik wa ahlik (semoga Allah memberkahi harta dan keluargamu)  Ketika sakit didoakan;  Syafakillah, la ba'sa thahurun insya Allah  (semoga Allah menyembuhkanmu, semoga sakitmu menjadi penggugur dosa). Ketemu saudara seiman, disapa;  Assalamu'alaikum Dan seterusnya dan seterusnya... HA? PAKAI BAHASA ARAB?!  Ribeud beud #ups Kan enakan bilang makasih, selamat pagi, get well soon, wow sesuatuh, de el el...  Emang semuanya harus pakai bahasa Arab?  Mm... Ya enggak sih. Hanya saja, saya Muslim. Bangga dengan identitas saya. Senang menyapa dan berinteraksi dengan saudariku sambil mengirim doa.   Saya mempercayai bahwa Allah yang menyembuhkan, memberi keselamatan, membalas kebaikan, mengamp...

Kisah Penuh Hikmah

Gambar
Ruang Ayyub 101 dihuni olehku dan satu ibu lain. Bayinya baru lahir tiga hari lalu, melalui operasi secar. Si ibu ditemani oleh ibunya (neneknya bayi). Berdua saja.  Sementara aku sudah di sini dua malam. Persiapan kelahiran, menunggu suamiku datang dari Bogor sambil memperbaiki jumlah HBku dengan transfusi. Besok, aku akan menjalani operasi secar di rumah sakit ini.  Suamiku sudah hadir, dan besok insya Allah anakku lahir. Aku bisa tidur nyenyak meskipun sedikit gugup.  Tengah malam, suara tangis bayi sebelah membangunkanku. Sesaat setelahnya, datang seorang perawat tergopoh. Mm, tampaknya si nenek bayi menekan tombol bel ke ruangan perawat.  "Ada apa bu?", tanya perawat "Ini mbak, tolong popok cucu saya diganti. Sudah penuh", jawab nenek.  "Oh, baik bu. Popoknya di mana? Habis ya? Sebentar saya ambilkan dulu yaa", kata perawat sambil berlalu pergi.  Agak lama perawat itu pergi. Karena sepertinya stok popok di ruang perawat juga habis, jadi ia perlu membe...

Tips Mengajarkan Anak Mandiri Mengambil Baju

Gambar
Ini buka SPG lemari ya... Hahaha. Ini salah satu cara saya untuk melatih kemandirian Jihan (2,5 th).  1. Saya memilih lemari pakaian berbentuk loker untuknya, tujuannya agar dia bisa tetap rapi saat mengambil baju dari yang paling atas.  2. Pakaian Jihan terletak di loker ٣, agar saat mengambil baju, dia tidak perlu berjinjit atau menunduk.  3. Pakaian disusun bertumpuk. Baju daster dan celana saya letakkan bersebelahan, untuk mempermudah.  4. Angka arab di lemari difungsikan sebagai simbol. Karena tekadang saya melibatkan dia untuk mengambilkan pakaian Umar (ada di loker ٤). "Kak, tolong ambilkan kaos dalam Dede di lemari arba'ah". Kenapa pakai angka Arab? Kebetulan Jihan lebih respek menghubungkan simbol dan nama ketika disebutkan wahid, itsnan, tsalatsah dst. Ketimbang satu dua tiga. Makanya saya tulis dengan angka Arab.  Nanti kapan2 bisa diganti dengan huruf Hijaiyyah, atau bentuk bangun datar, sesuai pelajaran yang perlu banyak pengulangan.  Wallahu t...