Manis Pahit LDR
Mungkin bagi sebagian pemuda-pemudi manten anyar, LDR (long distance relationship) a.k.a pacaran jarak jauh merupakan ujian yang berat dan menantang.
Tapi, jujur saja, bagi penulis yang sudah cukup banyak makan asam garam gula LDR (hasyaaah), hal tersebut tidak semuanya buruk.
Apa ya asik ga asiknya LDR? Simak nih opini a la Mama Jihan.
Ga Asiknya LDR-an
1. Kangen, rindu, galau, kesepian, dan ngerasa ada yang kurang. Apalagi kalo hidup sendirian, ga bareng orangtua, saudara, ataupun teman-teman.
2. Boros di pulsa, tekor di ongkos.
3. Suka greget kalau doi lama bales chat, atau ga segera ngangkat telepon. Duh, susahnya jadi orang yang over-protective.
4. Takut diselingkuhi (kalo yang ini alhamdulillah penulis ga ngerasain yah, wkwk).
5. Jadi bahan ledekan.
"Ciye yang LDRan, kangen ya? Galau ya? Sedih yaa?"
Asiknya LDR-an
1. Ga terlalu berat beradaptasi.
Dua orang yang baru bertemu dan saling mengenal, pastinya membutuhkan masa untuk beradaptasi satu sama lain. Belajar mengenal pasangan hidup itu ga mudah, loh.
Dengan LDR, kita bisa menjalani sesi adaptasi secara bertahap. Jadi kita ga terlalu kaget dengan kebiasaan pasangan yang bisa jadi kurang kita sukai.
2. Romantisme yang awet.
Sebagian manusia diciptakan memiliki sifat romantis yang tipis. Nah, dengan LDR, keromantisan itu bisa makin awet. Sebelum makan, ingetin doi, mau tidur, say I love you dulu, bangun tidur, sapa selamat pagi. Dan para LDRers ga bosan-bosannya melakukan rutinitas ini. Sementara, bagi pasangan yang tinggal bareng, mereka mungkin saja lupa untuk melakukannya.
3. Mendadak puitis dan produktif.
Bagi sebagian orang, perasaan galau dan rindu bisa membawa keuntungan. Orang yang sedang galau biasanya menyibukkan diri dengan hal-hal yang dia senangi, seperti menulis, berpuisi, menjahit, membaca, memasak, dan sebagainya. Hingga tanpa ia sadari, galau membuatnya semakin produktif.
Nah, masalahnya jangan sampai galau membuatmu makin males ngapa-ngapain, atau malah membuatmu berpaling kepada hal-hal yang kurang bermanfaat.
4. Memperbanyak doa.
"Ya Allah, jagalah dia yang jauh di sana, permudah urusannya, dan pertemukan kami kembali sesegera mungkin."
Ciyeee...
5. Serasa pengantin baru terus.
Pasangan LDR ketika bertemu, mereka akan merasakan sensasi seperti pengantin baru. Rindu, malu-malu tapi mau, dan merasa dunia (kembali) menjadi milik berdua. Pengennya nempel mulu kayak perangko, eh, perangko kan udah ga jaman.
6. Me time.
Kadang, LDR bisa jadi jalan pintas untuk sekedar mengambil waktu untuk sendiri. Buat bapak-bapak, sejenak melepas lelah dari situasi rumah dan kebisingan anak-anak. Bagi ibu-ibu, ia bisa sedikit nyantai masak apa adanya dan membiarkan rumah berantakan. Atau masing-masing bisa makan makanan kesukaan yang kebetulan kurang disukai pasangannya, seperti stinky food atau yang lainnya. Merdeka sejenak lah.
7. Mengurangi konflik.
Biasanya konflik atau perdebatan disulut oleh kesalahpahaman salah satu pihak, yang ditambah rasa lelah, sumpek, bosan, PMS, dan lainnya.
Ketika LDR, konflik sepele jarang sekali terjadi. Masing-masing merasa lebih 'adem' dan enjoy saat menikmati suasana baru. Meskipun begitu, komunikasi tetap harus terjaga agar kesalahpahaman karena miskom terminimalisir.
Sekian ulasan singkat saya mengenai LDR. Sebagai manusia, kita memang harus mensyukuri apapun yang Allah tetapkan. LDR maupun tidak, semuanya punya keuntungan masing-masing.
Bukan berarti pasangan non LDR ga romantis yaaa. Pasangan yang hidup bareng juga pasti punya banyak cara untuk menghangatkan hubungan jarak dekat mereka, IYKWIM* sih, ting ting.
Pesan tambahan buat pasangan LDR, hendaknya masing-masing menjaga diri dari godaan berat yang banyak berseliweran. Ingat, sebagaimana kita menjaga diri, seperti itulah pasangan kita menjaga dirinya. Jaga pandangan, jaga hati, jaga perilaku, insya Allah, LDR Anda akan barokah dan berbuah manis. (MJ)
______
*If you know what I mean
0 Response to "Manis Pahit LDR"
Post a Comment