Bahagia Menjadi Ibu

Saat tangisan bayi membahana di ruang bersalin  adalah waktu dimana seorang wanita dilantik menjadi Ibu. Rasa sakit, payah, dan lelah tak lagi berarti dibanding sosok mungil merah itu.


Ya, predikat Ibu adalah karunia besar yang Allah hibahkan untuk wanita. Allah telah menyebutkan perjuangan seorang Ibu dalam firmannya:

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan". (Q.S al-Ahqaf: 16)

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pun mewasiatkan kepada ummatnya untuk berbakti pada ibu, tiga kali lipat lebih banyak dari Ayah.

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim.

Ibu adalah ruh sebuah rumah, pusat peredaran penghuninya. Oleh karenanya, ia tak pernah sendiri. Memasak, duduk santai, mencuci piring, tidur, hingga ke toilet, selalu dibuntuti oleh anak-anak yang minta digendong. Tanpa Ibu, mungkin saja rumah akan terasa hampa, kehilangan nuansa hangat yang nyaman. 
Kadang, ibu seperti penasehat yang banyak menyumbang ide dan suara. Kadang ia seperti hakim yang mengambil suatu putusan. Tak jarang pula ia seperti kotak, menampung segala kesah, tawa, dan rahasia anggota keluarganya.

Tidak semua ibu lantas memilih menjadi Ibu Rumah Tangga. Banyak ibu yang terpaksa bekerja meninggalkan anaknya demi mencari tambahan rejeki atau alasan lainnya. Tapi, di luar itu semua, semua ibu hebat. Masing-masing memiliki peran dalam kemajuan kehidupan keluarganya.
Beberapa wanita ragu untuk menjadi Ibu Rumah Tangga. Sebagian merasa bosan karena harus berada di rumah 24 jam, yang lain minder dan khawatir kurang wawasan. Padahal sejatinya, bila pekerjaan rumah dilakukan dengan happy dan ikhlas, semuanya akan baik-baik saja. Ditambah kemajuan teknologi masa kini, seolah tembok rumah dan aktifitasnya tak lagi menjadi penghalang masuknya informasi ke dalam rumah. Sehingga ibu tetap bisa upgrade pengetahuan, me-time, bahkan menghasilkan uang!

Rumah yang hangat dapat juga menjadi ladang kebaikan bagi ibu, apabila rutin mengerjakan amalan-amalan sederhana yang sarat pahala.  Di sini, penulis membahas ringkas beberapa aktifitas sederhana, pemberat pundi-pundi bekal akhirat, yang semuanya dapat dilakukan di dalam rumah. Wallahu a'lam. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bahagia Menjadi Ibu"

Post a Comment