Mengenal Imam Bukhari


Oleh: Nimitta W.A

Bila mendengar nama Imam Bukhari, akan terbesit di benak kita sebuah kitab yang yang memuat ribuan hadis, atau sesosok ulama besar yang telah menulisnya.

Beliau adalah Muhammad Bin Isma'il. Lahir di kota Bukhara (Bukarest), Uzbekistan, pada 13 Syawwal 194 H. Pada masa itu, Islam berkembang pesat di Bukhara. Banyak ulama dan ahli filsafat berasal dari sana. Sebut saja al-Farabi, Ibnu Sina, dan Zamachsyari.

Imam Bukhari terlahir di dalam keluarga Islami kuno. Meskipun dari kalangan berpunya, mereka menjalankan ajaran Islam dengan baik. Ayahnya seorang pengajar yang dikenal berakhlak mulia, dan ibunya seorang wanita shalihah. Tak heran bila orang tua sebaik mereka Allah anugerahkan seorang putra cerdas yang nantinya memiliki banyak jasa bagi peradaban umat.

Imam Bukhari terlahir buta. Ibunya berdoa siang-malam, memohon agar Allah menyembuhkan anaknya. Suatu malam ia bermimpi bertemu Nabi Ibrahim yang berkata, "Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu, karena banyaknya doa yang kau panjatkan." Saat terbangun, ibunya mendapati bahwa mimpinya menjadi nyata. Masya Allah.

Ayah Imam Bukhari meninggal dunia saat Muhammad bin Ismail masih sangat belia. Ibunya bertekad mendidik anaknya dengan baik dan menjadikannnya seorang ulama. Tekad itu tercapai. Pada usia 16 tahun, Imam Bukhari telah menyempurnakan hafalan al-Qur'an. Beliau juga dikenal sebagai remaja yang jujur, amanah, bertutur kata lembut, dan memiliki wawasan luas.

Meskipun sudah tertarik dengan cabang ilmu hadis sejak usia sepuluh tahun, Mihammad bin Ismail remaja mulai bergabung ke majelis-majelis ilmu hadis setelah menyelesaikan hafalan al-Qur'an. Ia sangat mencintai hadis dan bersemangat untuk meriwayatkannya. Imam Bukhari bahkan mulai melakukan perjalanan ke banyak negri seperti Mekkah, Madinah, Baghdad, dan Mesir, untuk mempelajari hadis dan menghafalkannya.

Imam Bukhari memiliki ingatan yang sangat kuat. Dapat menghafal dalam sekali dengar. Ia tidak pernah sekalipun mencatat materi kuliah yang diberikan gurunya. Padahal saat itu ia masih sangat muda. Banyak kawan-kawannya yang mempertanyakan dan menyayangkan sikapnya yang dinilai membuang-buang waktu. Pada suatu kesempatan, Imam bukhari meminta teman-temannya membacakan catatan mereka. Beliau menambahkan 15000 hadis yang tidak tercatat, dan juga membantu meralat catatan mereka yang salah.



Selain berkiprah dalam ilmu hadis, Imam Bukhari juga dikenal sebagai seorang olahragawan memanah yang handal. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau tak pernah luput dari sasaran panah seumur hidupnya kecuali hanya dua kali.

Imam Bukhari adalah ulama yang berdisiplin tinggi. Buku-buku yang beliau tulis sangat produktif. Di antara puluhan kitab karangannya, yang paling masyhur adalah Al-jami' ash Shahih, yang belakangan lebih dikenal dengan sebutan Shahih Bukhari. Dalam kitab tersebut ada lebih dari tujuh ribu hadis yang telah diseleksi dengan sangat hati-hati dan standar yang tinggi. Beliau juga menulis beberapa kitab dalam disiplin ilmu fikih dan sejarah.

Pada masa senjanya, Imam Bukhari mendapat surat dari rakyat Samarkand yang memintanya untuk datang dan menetap di sana. Beliau mengabulkan dan segera melakukan perjalanan ke Samarkand. Saat tiba di daerah Khartand, beliau singgah untuk mengunjungi kerabatnya. Allah menakdirkan Imam besar ini sakit dan meninggal di sana. Beliau wafat pada 30 Ramadhan 256 H dalam usia 62 tahun. Semoga Allah merahmati dan memberinya pahala berlimpah atas jasanya pada kaum muslimin.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengenal Imam Bukhari"

Post a Comment