Tenangkan Hatimu, Nak
Tenangkan hatimu, nak.
Jangan khawatirkan apapun. Mama di sini bersamamu…
Inilah yang mereka namakan dengan Malam Tahun Baru.
Waktu dimana langit dipenuhi bunga-bunga api, silau, indah memang...
Tapi daratan dipenuhi bau asap dan suara bising, ah, mengganggu sekali
Saat dimana orang-orang turun memenuhi jalan
Membakar uang di kantong mereka demi ikut memeriahkan
Membawa corong-corong yang mengeluarkan suara klakson
Mereka sebut ini gengsi dan keharusan
Mengapa mereka harus membuat malam ini bising dengan ledakan-ledakan itu?
Mengapa tidak mereka buat tenang agar semua bertafakur bahwa dunia makin tua? Ini sudah tradisi, jawabnya
Malam ini mereka bersuka cita, membuat ribuan harapan, tapi esoknya mereka tak merubah apapun kecuali tidur sepanjang hari sambil bermalasan
Jangan takut nak, tenangkan hatimu
Andai bisa kututup telinga mungilmu tuk melindungimu dari suara dentuman ini maka akan kulakukan…
Namun kini tenanglah, tidurlah dengan nyenyak dalam balutan air ketuban, kuharap suara bising ini dapat sedikit teredam…
Ini bukan suara dentum bom dan ledakan senapan, nak…
Negrimu masih aman, kita masih akan bisa tidur nyenyak, alhamdulillah
Pagi masih tetap indah dan malam masih dapat berbintang
Tidak seperti anak-anak kecil Syria yang harus kehilangan nyawa
Bahkan tumbuh dalam ketakutan dan kekalutan
Tidak seperti janin wanita-wanita yang harus mati sebelum mereka dilahirkan
Negrimu masih aman nak, masih subur, masih bisa menumbuhkan banyak harapan
Awannya masih dapat meneteskan butir-butir kebaikan
Kelak saat kau lahir dan dapat melihat dunia
Memijakkan kaki mungilmu di tanah air tempat kau terlahir
Bersiaplah untuk mengemban amanah terbesar, amanah dakwah di jalan Allah
Ajarkan apa yang seharusnya mereka lakukan
Kemana mereka musti menginvestasikan uang mereka
Antara membumi hanguskannya di dunia yang memang fana ini,
atau menitipkannya ke surga untuk kelak dinikmati?
Orang-orang semakin buta, nak
Dunia makin rusak mencerminkan akhlak para penghuninya
Tapi kami barharap banyak pada generasi mendatang
Generasi kalian wahai da’i masa depan
Sekarang tidurlah, nak,
Nikmati duniamu yang tentram
Karena insya Allah kelak kau akan terlahir dan tumbuh jua di dunia yang hitam-putih ini
Tidurlah karena seluruh manusia kini terjaga
Sebagian mereka bermaksiat berfoya-foya
Sebagian lagi menikmati malam berhias warna
Yang lain terganggu kebisingan sambil menutup telinga
Dan sekelompok lagi membuka buku untuk menghadapi soal-soal ujian.
Tenangkan hatimu, nak,
Kini suara-suara itu sudah mereda,
Hanya menyisakan cabikan kertas di mana-mana
Jakarta, 1 Januari 2014
0 Response to "Tenangkan Hatimu, Nak"
Post a Comment