Misi 10 Matrikulasi Institut Ibu profesional; Menjadi Changemaker

 Assalamualaikum, apa kabar teman-teman semua? Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah selalu titik Alhamdulillah kali ini saya bisa kembali menuliskan rangkuman materi plus mengerjakan misi 10 matrikulasi Institut Ibu profesional. 

Bahasan materi di pekan ini adalah mengenai Changemaker. Yaitu Bagaimana seorang perempuan menjadi agen perubahan. 

Meskipun sebagaimana kata Widya Iswara Mbak Fatimah az-zahra, cemilan kali ini agak alot dan materinya agak berat, tapi saya menikmati menyimak semuanya dan berharap suatu saat benar-benar bisa menjadi changemaker. 


Mengamati Lingkungan Sekitar dengan Kacamata Empati

 Setelah mengamati lingkungan sekitar dengan kacamata empati, saya menemukan bahwa masalah yang butuh diperhatikan di lingkungan sekitar saya adalah penggunaan gawai bagi anak-anak. Di mana mereka bisa menonton atau bermain gim selama 3 sampai 4 jam nonstop dan terkadang tanpa pengawasan orang dewasa. Sehingga terkadang waktu salat terlewat, waktu makan juga terlupakan.

Meskipun kendala ini tidak berlaku bagi anak-anak saya, karena Alhamdulillah dengan izin Allah saya dan suami sudah menerapkan aturan yang cukup ketat mengenai penggunaan gawai bagi anak-anak kami. Tapi kembali lagi bahwa masalah ini saya temukan saat saya melihat lingkungan sekitar menggunakan kacamata empati.

Analisis Langkah Kecil Yang Dapat Saya Lakukan 

Salah satu langkah kecil yang bisa saya lakukan adalah menanamkan pada jiwa anak-anak -terutama anak-anak saya bahwasanya gawai itu ibarat pisau dengan dua mata yang tajam, apabila dimanfaatkan dengan baik dia akan menjadi bermanfaat, sebaliknya apabila penggunanya tidak bijak ia bisa membawa keburukan.

Kemudian saya ingin melakukan perubahan dengan menumbuhkan rasa cinta buku pada para perempuan khususnya ibu. Yang mana Saya berharap orang tua yang mencintai buku bisa menularkan kecintaannya pada anak-anaknya. Sehingga membaca buku dapat meminimalkan penggunaan gawai dan menghasilkan generasi yang sehat dan kuat.

Oleh karenanya pada tahun 2019 saya mendirikan sebuah komunitas membaca buku yang saat ini disebut KITAB (Komunitas Cinta Buku). Dalam komunitas ini kami para perempuan membaca buku dan saling memotivasi sesama untuk rutin membaca setiap hari. 

Program yang saat ini sedang sering kami lakukan adalah challenge membaca 100 hari, sedikit namun pasti, mulai dari 15 menit setiap hari, kami membaca buku dan melaporkan progresnya ke grup. Namun karena keterbatasan saya sebagai satu-satunya admin sekaligus founder, saya saat ini hanya mampu menghandle 30 orang saja.

Harapan saya, semoga kelak komunitas ini semakin besar, banyak teman-teman semisi yang bersedia mengelola KIRAB bersama saya, hingga dengan izin Allah komunitas ini dapat membawa maslahat lebih luas lagi.

Saya percaya bahwa solusi dari masalah yang kita hadapi adalah kita sendiri. Anak-anak yang menyukai gawai bisa dirangkul dan digandeng oleh orang tua yang mencintai buku.

Surat cinta untuk orang yang kukasihi


Saya bukan tipe istri yang suka menulis surat cinta ke suami, apabila ada hal yang ingin saya sampaikan, biasanya saya lebih menyukai deeptalk berdua. Namun tugas misi 10 ini saya manfaatkan untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya kepadanya dan harapan-harapan yang selama ini jarang diutarakan secara langsung. 
Dan respon suami, seperti yang sudah saya bayangkan, simple dan tidak panjang lebar hahaha. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Misi 10 Matrikulasi Institut Ibu profesional; Menjadi Changemaker "

Post a Comment