Jurnal Pemetaan bakat Anak Hari Ke-7

Partner: Jihan (9 th)

Sejak kecil Jihan terlihat memiliki kecerdasan bahasa. Banyak pengalaman yang mengarahkan ke sana, salahsatunya adalah kejadian tiga tahun lalu. Kami sekeluarga berdomisili di Bogor, tahun 2020 saya mempersiapkan kelahiran Romi, kami tinggal di rumah orangtua saya di Semarang selama empat bulan. 

Jihan yang saat itu berusia enam tahun bergaul dengan anak-anak asli Semarang yang medhok. Mungkin karena ia merasa berbeda, Jihan mencoba logat medhok Semarangan dan bangga dengan itu. Ia merasa tidak ada perbedaan lagi dengan teman mainnya.

Medhok itu bertahan sampai kami kembali ke perantauan. Sampai teman-teman di Bogor bilang "Jihan kok lucu, ngomongnya jadi medhok". Tapi seperti tombol switch, setelah mendengar itu, hanya beberapa hari setelahnya ia bisa menghilangkan logat medhok yang sudah menempel selama empat bulan lamanya. 

Setelah lancar membaca, saya ingin Jihan mencoba belajar bahasa asing. Di sekolah diajarkan bahasa Arab, dan nilainya sejauh ini tidak pernah di bawah 95/100. Gurunya pernah bercerita bahwa temannya pernah berceletuk di kelas "Ih, kok Jihan dapat 100 terus Bahasa Arabnya".

Mumpung masih dalam usia emas, saya ingin Jihan mencoba belajar Bahasa Inggris. Karena rumah kami jauh dari tempat les bahasa seperti K***n, saya menggunakan aplikasi Duolingo sebagai media belajar Jihan. 

Karena aplikasinya menggunakan sistem gamefikikasi, Jihan enjoy dan bersemangat tiap waktu belajar bahasa. Ia bahkan mencoba bahasa Korea juga. Untuk yang terakhir merupakan inisiatifnya sendiri, dan saya tidak melarangnya, juga tidak menekankan dilakukan secara rutin. Karena saya tahu anak seusianya masih suka explore dan mencoba banyak hal. 

Rasio Bakat
Enjoy ⭐️⭐️⭐️⭐️ (selalu bersemangat saat melakukannya tanpa disuruh/dipaksa)
Easy ⭐️⭐️⭐️ (tidak kesulitan mengerjakan soal bahasa)
Excellent ⭐️⭐️⭐️⭐️ (hasilnya selalu baik di atas rata-rata)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jurnal Pemetaan bakat Anak Hari Ke-7"

Post a Comment