Ibu yang Sedikit Tidak Menyenangkan
“Romi, sepatunya ditaruh di mana?” “Umar, tas tempatnya di mana?” “Jihan, baju kotornya kenapa ada di ranjang?” Kadang aku memilih berdebat, membuat keributan kecil di rumah. Padahal tenang lebih enak. “Minta uang untuk beli seblak (lagi)? Nggak bisa, dong, Kak. Pekan lalu udah Mama kasih. Kalau kamu mau seblak, tabung dari uang jajan harian.” “Barang sebanyak ini termasuk mahal, loh, Kak. Pilih beberapa yang paling dibutuhkan, potong budgetnya sampai setengahnya.” “Air yang tumpah dilap, Dek. Itu ambil di sana. Mama? Nggak mau. Yang numpahin air harus bertanggung jawab.” Kadang aku memilih membuat anak sedikit kecewa, menunda kesenangan mereka, menekankan tanggung jawab, menaruh batasan di beberapa sisi, untuk mengajarkan realita kehidupan. Aku melakukannya untuk menanamkan kebiasaan baik pada anak-anak. Mengajarkan kapan berhemat, kapan boleh menggunakan uang. Kapan boleh bersantai, kapan harus melakukan pekerjaannya sendiri. Hal-hal semacam itu membentuk pribadi, perlu dilatih sejak...