Tujuan Penciptaan Manusia
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mempersiapkan kita untuk sebuah tujuan besar. Allah berfirman:
"Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Aż-Żāriyāt [51]:56)
Ibadah, dalam pengertian bahasa, berarti tunduk dan merendah. Sementara itu, ibadah dalam istilah mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah, baik berupa perkataan maupun amal lahir dan batin. (Syaikhul Islam dalam kitab Ubudiyyah)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman lagi:
"Yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Mulk [67]:2)
Seringkali kita berpikir bahwa tujuan kita diciptakan adalah untuk menikmati kehidupan dunia, untuk makan, minum, dan bersenang-senang. Padahal, justru kita diciptakan untuk menjalani tujuan hidup sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Jangan sampai kita terjebak dalam kelalaian dunia. Sungguh, waktu kita di dunia ini sangat terbatas.
Seperti yang dikatakan seorang penyair:
"Umur itu sangatlah pendek,
Jika diperuntukkan untuk menyia-nyiakan hisab.
Ambillah manfaat dari waktu hidupmu,
Dan jalanilah sebagaimana engkau ingin dihisab."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu, serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Al-Ḥadīd [57]:20)
Allah juga berfirman:
"Buatkanlah untuk mereka (umat manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, yaitu ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering kerontang yang diterbangkan oleh angin. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Kahf [18]:45)
Dan Allah berfirman lagi:
"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia adalah ibarat air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah karenanya macam-macam tanaman bumi yang (dapat) dimakan oleh manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, terhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang. Lalu, Kami jadikan (tanaman)-nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan secara terperinci ayat-ayat itu kepada kaum yang berpikir."
(QS. Yūnus [10]:24)
Ayat-ayat tersebut dan yang semakna dengannya menjelaskan bahwa dunia ini bersifat sementara dan tidak abadi. Dunia dalam bahasa Arab berarti "dekat", karena ia lebih dekat dibandingkan dengan perjalanan akhirat. Bisa juga disebut demikian karena dekatnya dunia menuju kebinasaan. (Ibnu Hajar dalam Fathul Baari)
Komentar
Posting Komentar