Nasihatku Untuk Kaum Perempuan (Bag. 2)

 Tujuan Pencipataan Manusia

Allah -subhanahu wa ta'ala- telah mempersiapkan kita untuk sebuah perkara yang besar. Allah -subhanahu wa ta'ala- berfirman: 


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ


“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” QS. Aż-Żāriyāt [51]:56


Ibadah dalam bahasa adalah tunduk dan merendah. 

Sedangkan ibadah dalam istilah adalah sebuah kata yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai Allah, baik berupa perkataan maupun amalan lahir-batin. (Syaikhul Islam dalam kitab Ubudiyyah)


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


 ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ


“yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” QS. Al-Mulk [67]:2


Kita berpikir seolah-olah kita diciptakan untuk menikmati dunia, untuk makan, minum, dan berleha-leha. Alih-alijmelaksanakan tujuan penciptaan kita sesuai dengan yang Allah mau, kita malah berlari menjauh. Maka jangan mau dibuat lalau oleh dunia. Sungguh waktu kita (di dunia) sangat sedikit. 


Sungguh benar perkataan seorang penyair:

Umur itu sangatlah pendek

Jika diperuntukkan untuk menyia-nyiakan hisab

Ambillah manfaat dari waktu hidupmu

Dan jalanilah sebagaimana engkau ingin dihisab


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ  كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ  ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ 


 Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya. QS. Al-Ḥadīd [57]:20


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ فَاَصْبَحَ هَشِيْمًا تَذْرُوْهُ الرِّيٰحُ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا


Buatkanlah untuk mereka (umat manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, yaitu ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering kerontang yang diterbangkan oleh angin. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS. Al-Kahf [18]:45


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْاَنْعَامُ ۗحَتّٰٓى اِذَآ اَخَذَتِ الْاَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ اَهْلُهَآ اَنَّهُمْ قٰدِرُوْنَ عَلَيْهَآ اَتٰىهَآ اَمْرُنَا لَيْلًا اَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنٰهَا حَصِيْدًا كَاَنْ لَّمْ تَغْنَ بِالْاَمْسِۗ  كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ 


Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia adalah ibarat air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah karenanya macam-macam tanaman bumi yang (dapat) dimakan oleh manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, terhias,348) dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang. Lalu, Kami jadikan (tanaman)-nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan secara terperinci ayat-ayat itu kepada kaum yang berpikir. QS. Yūnus [10]:24


Ayat-ayat di atas dan yang semakna dengannya memandang rendah urusan duniawi dan menjelaskan bahwa dunia adalah tempat yang fana dan tidak abadi. 


Dunia dalam bahasa Arab berarti dekat. Dinamai dengan dunia karena ia lebih dekat dibanding perjalanan akhirat. Atau bisa juga disebut demikian karena dekatnya ia menuju kebinasaan. (Ibnu Hajar dalam Fathul Bari).


Diterjemahkan dari kitab "Nashihatii Lin Nisaa'" Nasihatku Untuk Kaum Perempuan Karya Syaikhah Ummu Abdillah Binti Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi'i halaman 13-14

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Nasihatku Untuk Kaum Perempuan (Bag. 2)"

Post a Comment