Sikap Para Sahabat Rasulullah dan Pelajaran bagi Kita

Dahulu, setiap kali Rasulullah saw. berkunjung ke Quba, beliau selalu mampir ke rumah Ummu Haram binti Milhan yang merupakan istri dari Ubadah bin Shamit. Pada suatu hari, seperti biasa, Rasulullah dijamu oleh Ummu Haram. Setelah makan, beliau berbaring dan tertidur. Ketika terbangun, Rasulullah tertawa. Ummu Haram pun menanyakan alasan beliau tertawa.

Rasulullah saw. menjawab, "Aku melihat sebagian dari umatku berperang di jalan Allah. Mereka berlayar di lautan seperti raja yang duduk di atas singgasananya."

Ummu Haram berkata, "Doakan aku agar termasuk dalam pasukan itu."
Rasulullah saw. bersabda, "Engkau termasuk yang pertama." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada masa pemerintahan Muawiyah, Ummu Haram ikut dalam pasukan perang di laut. Sesampainya di tempat tujuan, ia terjatuh dari keledainya dan wafat.

Dari cerita ini, kita dapat melihat bagaimana sikap para sahabat Rasulullah yang penuh pengorbanan. Mereka rela meninggalkan tanah air, keluarga, dan harta untuk berjihad di jalan Allah, menolong orang yang sakit, kelaparan, dan kesempitan, serta memerangi kaum kafir hanya demi meraih pahala dan surga dari Allah.




Namun, kita sendiri seringkali mengeluh dalam mempersiapkan diri untuk akhirat. Banyak di antara kita para laki-laki yang merasa berat untuk berjuang di jalan Allah, apalagi bagi wanita, kecuali bagi mereka yang Allah kehendaki.

Ketahuilah, usaha dan semangat dalam ketaatan akan membawa kita menuju jalan yang lurus tanpa hambatan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Al-‘Ankabūt [29]:69)

Allah juga memerintahkan kita untuk berjuang di jalan-Nya, seperti dalam firman-Nya:

"Dan berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad." (QS. Al-Ḥajj [22]:78)

Rasulullah saw. bersabda, "Bersungguh-sungguhlah dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat, mintalah pertolongan pada Allah, dan jangan bersikap lemah."

Sikap lemah di sini berbeda dengan malas. Lemah bisa disebabkan oleh sakit atau usia lanjut, sedangkan malas adalah sifat tercela. Rasulullah saw. berlindung dari kedua hal ini dalam doa beliau: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas."

Seorang penyair berkata:

"Aku tak pernah menemukan kekurangan manusia
Yang lebih parah dari kehilangan kemampuan untuk berjuang.
Tidak ada yang lebih rugi dari seseorang yang Allah berikan kesehatan dan waktu luang, namun tidak menggunakannya untuk melakukan kebaikan."

Rasulullah saw. bersabda, "Dua nikmat yang banyak dilupakan manusia: kesehatan dan waktu luang."

Diringkas dan diterjemahkan dari kitab "Nashihatii Lin Nisaa' Nasehatku Untuk Kaum Perempuan" Penulis: Ummu Abdillah binti Syaikh Muqbil bin Hadi Al-wadi'i. Halaman 17-20

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Kata-Kata Bahasa Arab Sedih dan Artinya [+Gambar]

Renungan Anak Santri

35 Quotes About Love dan Artinya