Nasihatku Untuk Kaum Perempuan (Bag. 3)

Dunia ibarat reruntuhan yang akan hilang

Dunia adalah tempat berteduh sementara, dan tipuan yang mengundang kehancuran. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِيْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۗ قَالُوْا شَهِدْنَا عَلٰٓى اَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ

(Allah berfirman,) “Namun, mereka tertipu oleh kehidupan dunia. Mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang kafir". (Al-An‘ām [6]:130)

Seorang penyair berkata:
Dunia dan seisinya berkata padaku
berhati-hatilah dari kehancuran dan kefanaan
Janganlah kalian tertipu oleh senyumku
Terlihat mengundang tawa tapi hakikatnya ia membuatmu menangis

Dunia adalah tempat keluh kesah dan kelelahan. Seorang pemimpin tidak merasa tenang dengan kepemimpinannya. Seorang pedagang tidak sepenuhnya senang dengan pekerjaanya, begitu pula seorang petani. Dunia bisa saja terasa menyenangkan untuk seseorang, tapi ia akan menjatuhkannya dari sisi yang lain. 

Kebahagiaan di dunia tidaklah sempurna
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍۗ
“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah”. (Al-Balad [90]:4)

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah. Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di dekat jenazah, beliau bersabda, “Orang yang beristirahat dan orang yang mengistirahatkan orang lain”. Para sahabat bertanya, “bagaimana itu wahai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab, “Hamba yang beriman (ketika meninggal) beristirahat dari kesusahan dunia menuju rahmat Allah. Sedangkan hamba yang banyak berbuat dosa (ketika meninggal) membuat manusia, tanah, pepohonan, dan hewan ternak (dari keburukannya)”. HR. Bukhari Muslim

Nabi Muhammad saw pernah berdoa, “Ya Allah, aku memohon padaMu kehidupan yang sejuk setelah kematian.”

Ibnul Qayyim menulis di dalam kitab Ighatsatul Lahfan, “kehidupan dunia tidak akan membuat tenang seseorang pun. Dunia adalah tempat yang dikepung oleh kesempitan dan kemarahan, dikelilingi oleh rasa sakit zahir dan batin.”

Seorang penyair berkata,
Delapan yang harus dimiliki seorang muda
Dan delapan yang harus dijauhinya
Senang, sedih, pertemuan, dan perpisahan
Kemudahan, kesulitan, sakit, dan sehat

Dunia adalah ladang akhirat
Dunia adalah tempat menanam kebaikan dan keburukan yang akan dipanen di akhirat. Yang menanam kebaikan akan memanennya, dan sebaliknya. 

Para sahabat memiliki cita-cita yang tinggi. Mereka tidak mengharapkan kenikmatan selain surga. 

Suatu hari seorang Arab Badui mendatangi Nabi dan bertanya, ”beritahukan kepadaku sebuah amalan yang dapat kulakukan agar bisa masuk surga.”
Nabi saw bersabda, “beribadahlah kepada Allah tanpa menyekutukannya, kemudian kerjakan shalat, tunaikan zakat, dan berpuasalah di bulan Ramadhan.”
Lalu laki-laki itu menjawab, “aku bersumpah tidak akan mengerjakan hal lain selain yang kau sebutkan.”
Ketika pria itu pergi, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang ingin melihat seorang penduduk surga, lihatlah pria tadi.” HR. Bukhari


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Nasihatku Untuk Kaum Perempuan (Bag. 3)"

Post a Comment