Dunia, Ibarat Reruntuhan yang Akan Hilang


Dunia, Tempat Berteduh Sementara yang Menipu

Dunia ini hanyalah tempat berteduh sementara. Ia adalah tipuan yang mengundang kehancuran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Wahai sekalian jin dan manusia, bukankah telah datang kepada kalian rasul-rasul dari kalangan kalian sendiri yang membacakan ayat-ayat-Ku dan memperingatkan kalian tentang pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab, "Kami telah menyaksikan atas diri kami sendiri bahwa kami adalah orang-orang yang kafir."
(QS. Al-An‘ām [6]:130)


Seorang penyair berkata:

"Dunia dan seisinya berkata padaku,
Berhati-hatilah dari kehancuran dan kefanaan.
Janganlah kalian tertipu oleh senyumku,
Terlihat mengundang tawa, tapi hakikatnya membuatmu menangis."

Dunia adalah tempat penuh keluh kesah dan kelelahan. Seorang pemimpin tidak selalu merasa tenang dengan kepemimpinannya, seorang pedagang tidak sepenuhnya bahagia dengan pekerjaannya, begitu pula seorang petani. Dunia memang bisa terasa menyenangkan bagi sebagian orang, tetapi ia juga memiliki sisi yang bisa menjatuhkan.

Kebahagiaan dunia tidaklah sempurna. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah." (QS. Al-Balad [90]:4)



Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah, suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di dekat jenazah. Beliau bersabda,
“Orang yang beristirahat dan orang yang mengistirahatkan orang lain.”
Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Hamba yang beriman (ketika meninggal) beristirahat dari kesusahan dunia menuju rahmat Allah, sedangkan hamba yang banyak berbuat dosa (ketika meninggal) membuat manusia, tanah, pepohonan, dan hewan ternak merasa lega dari keburukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa:

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kehidupan yang sejuk setelah kematian.”

Ibnul Qayyim menulis dalam kitab Ighatsatul Lahfan: “Kehidupan dunia tidak akan membuat tenang siapapun. Dunia adalah tempat yang dikelilingi oleh kesempitan dan kemarahan, penuh dengan rasa sakit, baik itu zahir maupun batin.”

Seorang penyair juga mengatakan:

“Delapan yang harus dimiliki seorang muda,
Dan delapan yang harus dijauhinya:
Senang, sedih, pertemuan, dan perpisahan,
Kemudahan, kesulitan, sakit, dan sehat.”

Dunia adalah ladang bagi kehidupan akhirat. Dunia adalah tempat menanam kebaikan dan keburukan yang kelak akan dipanen di akhirat. Mereka yang menanam kebaikan akan memanennya, dan sebaliknya.

Para sahabat memiliki cita-cita yang tinggi. Mereka tidak menginginkan kenikmatan dunia selain yang akan membawa mereka ke surga.

Suatu hari, seorang Arab Badui mendatangi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Beritahukan kepadaku amalan yang dapat kulakukan agar aku bisa masuk surga.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Beribadahlah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya, kerjakan shalat, tunaikan zakat, dan berpuasalah di bulan Ramadhan.”

Laki-laki itu menjawab, “Aku bersumpah tidak akan mengerjakan selain apa yang kau sebutkan.”
Ketika pria itu pergi, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang ingin melihat seorang penghuni surga, lihatlah pria itu.” (HR. Bukhari)

Diterjemahkan secara bebas dari kitab Nashihatii Lin Nisaa'

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Kata-Kata Bahasa Arab Sedih dan Artinya [+Gambar]

Renungan Anak Santri

35 Quotes About Love dan Artinya