Nasihatku Untuk Kaim Perempuan (Bag. 5)

Seorang muslim harus memiliki minimal satu dari dua perangai:

  1. Disibukkan untuk taat kepada Allah.

  2. Menyibukkan diri untuk taat kepada Allah. 


Seorang penyair berkata:

Masa muda, waktu luang, dan kekuasaan

Merupakan kerusakan yang sangat membahayakan jiwa


Imam Syafi'i rahimahullah berkata, “aku pernah duduk di majelis irang-orang Sufi, dan aku tidak mendapat faedah apapun melainkan pepatah ‘waktu itu seperti pedang, bila engkau tidak menggunakannya untuk memotong, ia akan memotongmu’ dan ‘apabila jiwa tidak dibuat sibuk dalam ketaatan, ia akan sibuk dengan hal-hal yang buruk.'”


Sesungguhnya kebenaran itu akan terasa pahit dan berat. Godaan syahwat ketamakan membuat sesak jiwa manusia. Rasulu


Rasulullah saw bersabda, “surga dikelilingi oleh hal-hal yang dibenci, sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat (hal yang menarik hati).”


Begitu pula jiwa manusia selalu digelayuti rasa malas. Namun dengan dibiasakan untuk melakukan kebaikan, ia akan tunduk dan patuh. 

Jiwa manusia akan bersemangat bila dimotivasi

Sebaliknya, bila dibiasakan dengan hal kecil, ia tak akan bersemangat lagi.


Ibnu Rajab berkata, “jiwamu itu seperti kamu dan hewan ternakmu. Apabila ia merasakan semangatmu, ia akan bersemangat juga. Bila ia merasakan rasa malasmu, ia akan memperbudakmu dan minta selalu dituruti keinginannya.”


Ibnu Hajar berkata, “jiwa memiliki dua sifat; menikmati syahwat dan menghindari ketaatan.”


Orang yang pandai mengendalikan dirinya dalam batas ketaatan tidak akan melakukan hal yang haram dan tidak akan meninggalkan ketaatan. Ini termasuk bentuk jihad sebagaimana yang disebutkan dalam hadis, “mujahid adalah seorang yang melawan dirinya sendiri di jalan Allah.”


Tiga Jenis Musuh

  1. Musuh dalam perang

  2. Syetan

  3. Jiwa dalam diri sendiri

Jiwa dalam diri sendiri termasuk dalam golongan musuh karena ia selalu mengajak pada kelezatan syahwat. Jiwa ini berada di dalam hati pemiliknya. 


Tazkiyatun nufus (mensucikan hati) memiliki keutamaan yang besar. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ


sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.

(Asy-Syams [91]:10)


Tazkiyatun nufus akan menekan godaan syetan dan menjadikan pemiliknya meraih surga, insya Allah. Tidak ada kerugian yang lebih buruk daripadada kerugian diri sendiri 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 



قُلْ اِنَّ الْخٰسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَاَهْلِيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ  اَلَا ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ


Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

(Az-Zumar [39]:15)


Diringkas dan diterjemahkan dari kitab Nashihatii Lin Nisaa'. Penulis: Ummu Abdillah binti Syaikh Muqbil bin Hadi Al-wadi'i. Halaman 20-22

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Nasihatku Untuk Kaim Perempuan (Bag. 5)"

Post a Comment