Rumah Yang Sepi, Kepala Yang Ramai
Akhir-akhir ini aku merasa sumpek. Rasanya rumah makin penuh, padahal tidak ada barang baru yang dibeli. Tapi setiap sudut terasa sesak. Lemari seperti tumpah, laci tak lagi bisa tertutup rapi, dan lantai makin sempit dijejali barang yang entah kapan terakhir kali dipakai. Aku coba duduk sejenak, memikirkan keadaan sekitar. Di rak pojok, ada sepatu lama yang sudah bertahun-tahun tidak disentuh. Bukan karena rusak, tapi karena sudah tidak cocok lagi digunakan. Di dalam kotak, buku pelajaran anak-anak dari tahun ajaran lalu masih tersimpan rapi. Tidak akan dibaca lagi, tapi rasanya sayang untuk dibuang. Di dapur, blender rusak masih ada di pojokan lemari, meskipun sudah punya yang baru. Dan itu belum seberapa. Ada mainan anak yang sudah hilang sebelah, baju yang tak pernah muat lagi, kabel-kabel tanpa fungsi, bahkan email-email lama yang tak pernah dibuka. Semua diam di tempatnya, tapi rasanya bising. Lama-lama aku sadar, mungkin bukan cuma rumah ini yang butuh dibereskan. Aku juga. Isi ...