10 Pelajaran Akhlak dari Al-Qur'an

Al-Fatihah + Adh-Dhuha-An-Naas

Akhlak Pertama: Meminta hidayah dan pertolongan hanya kepada Allah

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

 “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”

 (QS. Al-Fātiḥah [1]: 5)

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

 “Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

 (QS. Al-Fātiḥah [1]: 6)

Penjelasan:

  1. Memohon pertolongan adalah bagian dari ibadah.
  2. Makna ibadah adalah: "Ismun jāmi‘ li kulli mā yuḥibbuhullāhu wa yardhāh" (Nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridai Allah).
  3. Hidayah yang diminta adalah segala bentuk petunjuk yang menjauhkan dari kesesatan.
  4. Doa ini sangat penting hingga diwajibkan dalam setiap salat.
  5. Hidayah ada dua:
  • Petunjuk menuju kebenaran (masuk Islam).
  • Petunjuk untuk tetap berada di atas kebenaran (mengamalkan syariat Islam).

Akhlak Kedua: Tidak menolak orang yang meminta (baik harta maupun ilmu)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ

 “Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya.”

 (QS. Aḍ-Ḍuḥā [93]: 10)

Penjelasan:

  1. Orang miskin, anak yatim, atau siapa pun yang meminta bantuan, tidak boleh diperlakukan kasar.
  2. Sebaliknya, bantu mereka dengan lembut.
  3. Termasuk pula mereka yang bertanya demi mencari hidayah; kita diperintahkan bersikap ramah.
  4. Jika tak mampu membantu, tolaklah dengan cara yang baik, tanpa rasa tinggi hati.

Akhlak Ketiga: Bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada sesama

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

 “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah (dengan bersyukur).”

 (QS. Aḍ-Ḍuḥā [93]: 11)

Penjelasan:

  1. Secara naluri, manusia mencintai orang yang berbuat baik padanya.
  2. Siapa yang tak pandai berterima kasih kepada manusia, sejatinya ia belum bersyukur kepada Allah.
  3. Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam pun mengajak keluarga dan kaum Muslimin kepada Islam agar mereka mendapat nikmat yang sama dengan beliau.

Akhlak Keempat: Tidak merasa cukup dalam urusan dunia, dan terus mengikuti amal kebaikan dengan kebaikan lainnya

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ

 “Maka apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan lain).”

 (QS. Asy-Syarḥ [94]: 7)

Penjelasan:

  1. Jika engkau selesai dengan urusan dunia, arahkan dirimu pada urusan akhirat.
  2. Abdullah bin Mas‘ud berkata: “Jika selesai dari yang fardhu, lanjutkan yang sunnah (seperti qiyamul lail).”
  3. Tak ada istilah bermalas-malasan bagi seorang mukmin. Amal salih terus bersambung, dari satu kepada yang lain.

Akhlak Kelima: Meyakini bahwa segala amal baik dan buruk akan dibalas

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ

 “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, dia akan melihat balasannya.”

 (QS. Az-Zalzalah [99]: 7)

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

 “Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, dia akan melihat balasannya.”

 (QS. Az-Zalzalah [99]: 8)

Penjelasan:

  1. Sha‘ṣha‘ah bin Mu‘āwiyah ketika mendengar ayat ini berkata, “Cukuplah ini sebagai peringatan bagiku.”
  2. Segala amal, bahkan sekecil apapun, akan diperhitungkan.
  3. Kebaikan yang diniatkan karena Allah, walaupun kecil, akan bernilai besar.
  4. Sebaliknya, penggunaan nikmat dunia untuk kesombongan akan mendatangkan dosa.


Akhlak Keenam: Menyadari bahwa segala nikmat akan dipertanyakan di akhirat

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ

 “Kemudian, kamu pasti benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).”

 (QS. At-Takāṡur [102]: 8)

Penjelasan:

  1. Nabi pernah makan di rumah Abul Haitsam, lalu berkata bahwa kita akan ditanya tentang:
  • Rasa aman dan sehat
  • Waktu luang
  • Pakaian dan jabatan
  • Tempat tinggal dan tidur yang nyenyak
  • Semua bentuk kenikmatan dunia

Akhlak Ketujuh: Menyadari bahwa asalnya manusia berada dalam kerugian

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 وَالْعَصْرِ، اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

 (QS. Al-‘Aṣr [103]: 1–3)

Penjelasan:

  1. Kerugian ada dua: kerugian total (yang masuk neraka) dan kerugian sebagian.
  2. Yang selamat adalah mereka yang:

  • Beriman
  • Beramal salih (baik diam-diam maupun terang-terangan)
  • Saling menasihati dalam kebenaran
  • Saling menasihati dalam kesabaran

Akhlak Kedelapan: Jangan melalaikan salat

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ

 “(Yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya.”

 (QS. Al-Mā‘ūn [107]: 5)

Penjelasan:

  1. Ayat ini mengandung ancaman bagi mereka yang:

  • Riya’ dalam salat
  • Tidak tuma’ninah
  • Mengabaikan keabsahan salat
  • Meninggalkan rukun
  • Sering menunda-nunda hingga hampir habis waktunya

Akhlak Kesembilan: Menjadikan Al-Qur'an sebagai obat fisik dan nonfisik

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ

 “Dan dari kejahatan perempuan-perempuan penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya).”

 (QS. Al-Falaq [113]: 4)

Penjelasan:

  1. Nabi pernah disihir oleh Labid bin A‘sham, lalu buhulnya ditemukan dan dibuang, hingga beliau sembuh.
  2. Al-Qur’an adalah penyembuh dari sihir, ‘ain, dan gangguan jin.
  3. Penting untuk meminta perlindungan kepada Allah dari semua bentuk kejahatan makhluk.

Akhlak Kesepuluh: Waspada terhadap bisikan setan

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ

 “Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.”

 (QS. An-Nās [114]: 5)

Penjelasan:

  1. Diriwayatkan bahwa saat i‘tikaf, Nabi ditemui oleh Shafiyyah. Saat berpapasan dengan dua sahabat, beliau berkata: "Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia seperti aliran darah. Aku khawatir setan membisikkan prasangka buruk kepadamu."
  2. Ini menunjukkan betapa dekatnya setan, bahkan menjadi qarin (pendamping) manusia. Karena itu, kita perlu senantiasa berlindung kepada Allah.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Kata-Kata Bahasa Arab Sedih dan Artinya [+Gambar]

Renungan Anak Santri

35 Quotes About Love dan Artinya