Hari Ini Aku Sedang Tidak Ingin Menulis

Hari ini aku sedang tidak ingin menulis…



Padahal banyak hal yang ingin kuceritakan hari ini. Ada kejadian lucu yang mengundang tawa. Ada hal menyebalkan yang membuat mood-ku memburuk. Ada hal menyenangkan yang ingin kutuangkan dalam kata.

Namun, kembali lagi, aku sedang tidak ingin menulis apa pun. Artinya, aku sedang tidak ingin membagikan apa pun dalam tulisanku hari ini.

Yang kutulis di sini hanyalah kata-kata kosong, yang mungkin membosankan dan akan membuatmu melewatkannya tanpa perlu menebak apa yang akan kutulis di belakang.

Padahal ini baru hari keempat aku memutuskan untuk menulis setiap hari selama empat bulan!

Baru 3% dari 123 hari yang kutentukan sebagai target. Lucu, bukan? Di satu sisi aku benci pada inkonsistensi. Tapi di sisi lain, sepertinya aku tidak se-perfectsionis itu.

Pernah tidak, saat kamu berbicara di depan beberapa orang, yang awalnya kamu sangat excited untuk bercerita, mendadak di tengah jalan kamu bosan dan ingin berhenti? Jika bukan karena orang-orang sudah begitu fokus padamu, rasanya kamu ingin langsung berhenti dan pergi menyendiri di pojokan. Belakangan aku sering merasakannya. Seperti yang kualami hari ini, haha.

Namun meski sedikit enggan, aku harus tetap menulis. Ada panggilan dalam jiwaku untuk terus maju, menekan egoku hingga batas maksimal, mendorong diriku agar tidak bersantai, dan menarik diriku keluar dari zona nyaman. Sesekali, rasanya aku perlu sedikit dipaksa—oleh siapa? Oleh diriku sendiri.

Meski aku punya suami—sahabat terdekatku saat ini, dan anak-anak, aku tahu mereka tidak bisa memaksaku untuk melakukan sesuatu, dan aku juga tidak suka dipaksa-paksa.

Karena yang paling berhak, sekaligus paling berkewajiban untuk memaksa diriku adalah diriku sendiri.

Aku sering memikirkan ini. Sehebat apapun program yang kita ikuti, semahal apapun biayanya, segalak apapun mentornya, sebaik apapun sistemnya, pada akhirnya, yang bisa membuat kita melakukan sesuatu adalah diri kita sendiri. Apalagi sebagai orang dewasa, nggak pantas rasanya menyalahkan orang lain atas kegagalan yang sejatinya kita buat sendiri. Kita nggak bisa menuntut orang lain untuk membuat kita mau bergerak.

Jadi, tulisan ini tentang apa? Dan apakah aku menulis? Ternyata, ya. Tak terasa, aku menyelesaikan 300 kata, dan terima kasih untukmu yang mau membaca hingga akhir. Tidak ada pelajaran yang bisa diambil dari tulisan ini. Anggap saja ini adalah catatan hati klise yang membosankan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Kata-Kata Bahasa Arab Sedih dan Artinya [+Gambar]

Renungan Anak Santri

35 Quotes About Love dan Artinya