Lirik, Arti, dan Sejarah Syair "Tob Tobi Tob"
Sebuah syair kadang bermakna berat dan sarat pesan moral, ada pula yang menggambarkan mabuk cinta yang mendalam, ada yang berisi puja-puja, ada yang mengejek dan mencela. Namun uniknya, ada syair yang berfokus pada permainan kata yang menantang dan mengagumkan.
Dimaksudkan untuk hal apapun, bait-bait syair Arab selalu menarik dan indah untuk dipelajari. Ingatkah pembaca, Ramadhan tahun lalu, berseliweran di media sosial sound Arab yang bunyinya "tob tobi tob, tob tobi tob...". Ya, itu adalah penggalan dari syair yang terkenal di kalangan pelajar Bahasa Arab, “Shout Shaffir al-Bulbul”. Syair ini tercipta bukan karena pesan mendalam, tetapi karena permainan bunyinya yang lincah dan unik. Sehingga banyak kalangan pelajar Bahasa Arab yang berlomba menghafalkannya sebagai tantangan di antara mereka.Pada masa Khalifah Abu Ja‘far al-Manshur, sang khalifah terkenal sangat hafal dan teliti dalam menilai syair. Setiap penyair yang datang membawa syair baru, ia langsung bisa mengklaim sudah pernah mendengarnya, lalu ia menyuruh dua budaknya yang juga mudah hafal syair dalam dua kali dengar untuk mengulanginya. Akhirnya para penyair tidak mendapatkan hadiah karena dikira syairnya bukan karya orisinal.
Melihat banyak penyair kesulitan, Al-Aṣma‘ī membuat syair yang panjang, cepat ritmenya, penuh bunyi mirip dan kata yang rumit, dan tongue-twister tingkat tinggi, sehingga sangat sulit dihafal hanya dengan sekali dengar. Syair itulah yang kemudian dikenal sebagai “صوت صفير البلبل”. Ketika Al-Aṣma‘ī membacakan syair tersebut di hadapan khalifah, khalifah tidak bisa mengulanginya, begitu juga dengan kedua budaknya. Bahkan mereka bingung dan takjub dengan ritme cepat dan kata-katanya yang mirip. Akhirnya, untuk pertama kalinya, penyair diberi hadiah karena syair tersebut benar-benar “baru” dan tidak dapat diklaim sebagai syair lama.Syair: صوتُ صَفِيرِ البُلبُلِ
صوتُ صَفِيرِ البُلبُلِ Suara kicau burung bulbul هيّجَ قلبيَ الثمِلِ Membangkitkan hatiku yang mabuk cinta الماءُ والزَّهرُ معاً Air dan bunga berpadu indah مع زهرِ لحظِ المقلِ Bersama bunga dari tatapan mata yang memesona وأنتَ يا سيّدَ لي Dan engkau, wahai tuanku وسيدي ومولَ لي Sayidku, junjunganku, dan kekasihku فكم فكم تيَّمَني Betapa sering engkau membuatku tergila-gila غُزَيِّلٌ عَقَيقَلي Wahai si mungil bermata indah bak batu akik قطَّفتَهُ من وَجَنٍ Kucabut engkau dari pipi من لثمِ وردِ الخَجَلِ Dari kecupan bunga malu yang memerah فقال لا لا لا لا لا Ia berkata: “Tidak, tidak, tidak, tidak” وقد غدا مهرولِ Namun ia justru berlari tergesa والخُوذُ مالتْ طرباً Para gadis cantik menunduk gembira من فعل هذا الرجلِ Melihat perbuatan sang lelaki itu فولولتْ وولولتْ Mereka berteriak dan menjerit ولي ولي يا ويلَ لي “Oh celaka! apa yang terjadi padaku!” فقلتُ لا تُولولي Kujawab: “Janganlah berteriak” وبيني اللؤلؤَ لي “Berikan saja kalung mutiara itu padaku” قالت له حين كذا Sang kekasih pun berkata padanya انهض وجدْ بالنقلِ “Bangkitlah, dan bawalah hadiah itu” وفتيةٍ سقونني Beberapa pemuda menyuguhiku قهوةً كالعسلِ Kopi yang rasanya seperti madu شممتُها بأنفي Kuhirup aromanya dengan hidungku أزكى من القرنفلِ Lebih harum daripada bunga cengkeh في وسطِ بُستانٍ حُلِي Di tengah taman yang dihiasi بالزهرِ والسرورِ لي Dengan bunga dan keceriaan untukku والعودُ دندن دنا لي Alat musik berdenting lembut mendekat padaku والطبلُ طبطب طبْ لي Gendang pun menabuh ritme gembira طبْ طبْ طبْ طبْ طبْ طبْ “Dub dub dub dub dub dub” السقف سق سق سقى لي Atap pun berbunyi "suq suq", seolah-olah menuangkan kesejukan untukku. و الرقص قد طاب لي Dan tari-tarian itu terasa nikmat untukku. شوى شوى وشاحش على ورق سفرجلي Sedikit demi sedikit terpanggang di atas daun pohon quince. و غرد القمري يصيح ملل في مللي Dan burung merpati berkicau; ia berseru "bosan" di tengah kebosananku. و لو تراني راكبا على حمار أحزلي Andai kau melihatku menunggang keledai kecil yang lincah. يمشي على ثلاثة كمشية العرنجل Ia melangkah bertumpu tiga, seperti gaya jalan serangga 'uranjul' yang timpang. وَالنَّاسُ تَرْجِمْ جَمَلِي Dan orang-orang menghujani untaku dengan lemparan. فِي السُوقِ بالقُلْقُلَلِ Di pasar, dengan batu-batu kecil. وَالكُلُّ كَعْكَعْ كَعِكَعْ Dan semua orang ribut, “kak-ka’, ka-ki-ka’…”. خَلْفِي وَمِنْ حُوَيْلَلِي Di belakangku dan di sekelilingku. لَكِنْ مَشَيتُ هَارِبا Namun aku berjalan melarikan diri. مِنْ خَشْيَةِ العَقَنْقِلِي Karena takut pada si ‘aqanqili (tokoh fiktif pemarah). إِلَى لِقَاءِ مَلِكٍ Menuju pertemuan dengan seorang raja. مُعَظَّمٍ مُبَجَّلِ Yang diagungkan dan dimuliakan. يَأْمُرُلِي بِخِلْعَةٍ Ia memerintahkan agar diberikan kepadaku sebuah jubah kehormatan. حَمْرَاءُ كَالدَّمْ دَمَلِي Berwarna merah seperti darah yang mengalir. أَجُرُّ فِيهَا مَاشِياً Aku menyeretnya sambil berjalan. مُبَغْدِدَاً للذيَّلِ Dengan langkah penuh gaya, ekor jubah menjuntai mewah. أَنَا الأَدِيْبُ الأَلْمَعِي Akulah sastrawan yang cemerlang. مِنْ حَيِّ أَرْضِ المُوْصِلِ Dari daerah di kota Mosul. نَظَمْتُ قِطَعاً زُخْرِفَتْ Aku telah menyusun syair-syair berhias indah. يَعْجَزُ عَنْهَا الأَدْبُ لِي Yang membuat para ahli sastra lain tak mampu menandinginya. أَقُولُ فِي مَطْلَعِهَا Dan begitulah aku berkata pada pembukanya. صوتَ صفيرِ البلبلِ “Suara kicau burung bulbul…”
Syair “صوت صفير البلبل” pada dasarnya adalah karya yang berfokus pada permainan bunyi, irama cepat, dan kemahiran melafalkan kata-kata sulit. Ia tidak dimaksudkan membawa pesan moral yang mendalam atau makna simbolis tertentu. Justru keindahannya terletak pada kelincahan bahasanya mirip tongue twister yang dibungkus dalam bentuk syair Arab klasik.
Jadi, apakah Anda tertarik untuk menghafalnya?
Komentar
Posting Komentar